Namanya Buya HAMKA, secara tidak sadar saya baru menyadari bahwa itu adalah sebuah singkatan dari Nama panjang Beliau Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah(HAMKA), Seorang ulama Indonesia yang luar biasa, tidak hanya menguasai ilmu dalam hal agama tetapi juga menguasai ilmu beladiri bahkan beliau merupakan salah satu pendekar di Tanah Minang, serta sebagai seorang pejuang kemerdekaan pula, pernah menjadi pimpinan FPN (Front Pertahanan Nasional) Sumatra Barat sekaligus pimpinan BPNK (Barisan Pengawas Nagari dan Kota).Mempunyai Istri yang bernama Hj.Siti Saham Rasul. Buya Hamka meninggal pada tanggal 28 Juli 1981 pada Usia 73 tahun. Merupakan seorang ulama yang sangat toleran tetapi juga yang paling “gethol”tentang masalah akidah, karena ia berprinsip bahwa aqidah tidak dapat dicampurkan dengan yang bathil, sebagai contohnya adalah beliau mengeluarkan fatwa yang sampai saat ini menjadi bahan diskusi oleh banyak kalangan yaitu tentang “Haramnya seorang muslim merayakan Natal bersama”,Beliau juga seorang ulama yang ahli dalam hal budaya dan seorang sastrawan handal, dan menghasilkan karya masterpiece yang masih abadi sampai sekarang,karyanya adalah Tafsir Al Azhar yang sampai sekarang masih digunakan sebagai rujukan pembelajran Ilmu Alquran. Dibuat pada saat beliau masuk penjara karena tuduhan yang tidak masuk akal dan logika yaitu mencoba melakukan pembunuhan terhadap presiden soekarno dan menteri Agama Syaifudin Zuhri tanpa peradilan yang adil dan tanpa bukti yang jelas beliau dikurung selama 2 Tahun 4 bulan. Buya HAMKA mendapatkan pendidikan formal di desa selama 3 tahun dan itupun tidak tamat, sebagai seorang yang sangat giat, beliau dengan semangat belajarnya banyak membaca buku dan berbekal pengetahuan yang minim tentang bahasa arab, beliau membaca buku berbahasa arab dengan berbagai tema yang ia dapatkan dari perpustakan ayahnya Dr.Abdul Karim, bahkan pada usia 15 tahun beliau merantau ke tanah jawa untuk belajar ilmu agama kepada Cokroaminoto, Haji Agus Salim, serta kakak iparnya sendiri Buya Sutan Mansyur Kehauasan akan ilmu agama dan kemampuan bahasa arab beliau pada usia 19 tahun, menunaikan ibadah haji dengan usaha sendiri dan sedikit bantuan dari neneknya dan disana sekaligus belajar ilmu agama , karena pada zamannya seseorang akan diakui dan disegani oleh sukunya manakala ia mempunyai ilmu agama yang mendalam, telah berhaji dan memiliki status Wali Nagari
Dibalik lelaki yang hebat tentunya terdapat wanita yang hebat, tidak berbeda jauh dengan BUYA HAMKA yang sangat luar biasa memilih pendamping hidupnya mulai dari perjuangan waktu di Sumatra, Waktu BUYA HAMKA dipenjara kehidupan berkeluarga mendidik anak dan lain lain ialah Istri beliau Hj.Siti Saham Rasul. Diceritakan bahwa Hj.Siti Saham Rasul memiliki akhlaq yang luar biasa , akhlaq tersebut tidak terlepas dari kehiudpan rumah tangga yang dijalaninya bersama BUYA HAMKA. Dikisahkan bahwa pada saat Buya HAMKA ditahan oleh pemerintah karena tuduhan yang tidak jelas dan tanpa peradilan yang jelas pula, disini saya melihat ketegaran akan hati seorang Hj.Siti Saham Rasul, bahwasanya kondisi keunagan ketika itu tinggal sedikit kenudian ia teringat pada sebuah percetakan yang mencetak buku suaminya (Buya HAMKA)niatnya mau menanyakan apakah masih ada honor cetak buku suaminya sebelum dipenjara, tetapi disana beliau malah disambut dengan unkapan sinis dan dianggap mengemis,kemudian Hj.Siti Sahal Rasul pulang dengan tangan hampa, tetapi siapa yang bisa menduga rizki Allah SWT, pulang ke rumah beliau ditunggu oleh seseorang bos percetakan juga dan memberikan honor dari penjualan buku buya hamka, dan setelah bos percetakan tadi pergi dating lagi seorang bos percetakan yang lain yang niatnya sama yaitu memberikan honor royalty penjualan buku buya hamka. Disisi lain juga diceritakan oleh anaknya (Irfan HAMKA, penulis buku yang saya baca) ada kisah unik dengan penjual susu dan penjual pisang, bahkan setelah membaca cerita itu mata saya agak lembab menandakan bahwa kisah itu begitu mengharukan hehe (jujur karya saya orang yang peka terhadap perasaaan).Untuk ceritanya nanti silahkan pembaca lihat di buku Ayah karya Irfan HAMKA halaman 184-188.
Buya Hamka merupakan seorang yang luar biasa, dikisahkan bahwa pada usia yang masih muda pada saat beliau sekolah diniyah hampir setiap hari ia luangkan waktu 3 jam untuk membca buku entah itu buku islam , sosial, roman dll. Pada usia 13-14 tahun buaya hamka telah membaca pemikiran Djamaludin Al Afgani dan Muhammad Abduh dari Arab , dari dalam negeri pula ia mengenal berbagai pemikiran dari HOS Cokroaminoto KH Mas Mansyur dll.Kekaguman buya hamka terhadap tokoh tokoh yang ada dijawa membuat ia ingin merantau ke jawa Buya hamka ternyata tidak bisa melepaskan hasratnya untuk merantau ketanah jawa maka tanpa sepengatuan ayahnya ia beranikan merantau seorang diri, tetapi nasib berkata lain, waktu diperjalanan ia terserang penyakit cacar selama 3 bulan, alhasil ia dinatar kembali ke kampong halamanya. Tetapi semangatnya untuk merantau ke jawa tidaklah surut,pada usia 15 tahun ia ingin merantau ke tanah jawa tetapi kali ini ia meminta restu dari orang tuanya, kemudian berangkatlah ia ke jawa, pada awal ke jawa ia bertemu dengan pamanya Hj.Djafar, Hj.Djafar inilah yang kemudian memasukan ia ke Serikat Islam. Ia belajar ilmu dan sosialisme kepada HOS Cokroaminoto, belajar agama islam kepada H.Fachrudin , belajar sosiologi kepada R.M Soeryopranoto dan belajar ilmu logika dengan Ki Bgaus Hadikusumo. Setlah banyak menimba ilmu dari gurunya, maka ia mengunjungi Buya Sutan Mansyur (Kakak Ipar, dari Fatimah) untuk meperdalam ilmu agama, setalah dirasa cukup maka buya hamka yang pada saat itu belum genap berusia 17 tahun disuruh pulang oleh ayahnya untuk membangun kampungya. Di Kampung buya hamka sering kali disuruh mengisi berbagai ceramah dan sering kali ia mendapat pujian akan kedalaman retorika dan tata bahasa dalam pemyampaianya, tetapi lama kelamaan masyarkat dikampunya mulai menyadari bahwa buya hamka hanya pandai berpidato dan kedalaman bahasa arab nahwu sorofnya acak acak an. Bahkan ia mendapat nasehat oleh ayahnya “jangan pidato saja yang kau kuasai!!!kau masih belum alim”. Dikisahkan pula bahwa buya hamka pada saat dikampungnya dibuka sekolah muhammadiyah, yang salah satu pendirinya adalah ayahnya sendiri, kemudian ia mendaftar menjadi poengajar di sekolah tersebut kemudian diumumkanlah yang berhasil dan gagal, salah astu yang gagal adalah buya hamka, ia berfikiran bahwa ia sudah cukup pintar karena sering kali ia mengisi kajian dan dakwah dikampungnya, tetapi tidak sedikit yang memuji buya hamka didepanya tetapi dibelakangnya ,encibir karena ia belum menguasai bacaan al quran yang benar dan nahwu shorofnya juga masih belum ia kuasai. Kemudian buya hamka berketetapan hati untuk memperdalam ilmu aganya maka tujuan ia selanjutnya adalah makkah, Buya Hamka hanya memberitahukan niatnya itu kepada neneknya, kemudian neneknya menjual kebun kapasnya untuk memberangkatkan cucu kesayananya itu belajar ke makkah.Ketika itu belum genap ia berusia 18 tahun, disana ia memperdalam kemampuan bahasa arabnya dan mempelajari ilmunya yaitu nahwu dan shorofnya lebih dari 7 bulan ia hidup dimekah dan untuk membiayai biaya hidup ia bekerja sebagai pegawai percetakan, disela sela istirahatnya ia sempatkan untuk membaca shiroh, tauhid, nahwu shorof , dll.Sebenarnya ia ingin dimekkah beberapa tahun lagi tetapi pada saat itu ia bertemu dengan haji agus salim tokoh yang sangat ia hormati, haji agus salim menyarankan ia untuk kembali ke tanah air untuk berdakwah.Kemudian buya hamka kembali ke tanah air dengan ilmu yang ia peroleh dari makkah, ia produktif dalam hal kepenulisan bahkan tulinya dimuat dimedia massa ternama pada saat itu, itulah yang membuat ayahnya merasa terharu , pergi 7 bulan tanpa tahu rimbanya pulang pulang sudah bertitel haji dan memperoleh ilmu yang pada saat itu sangat dihormati oleh penduduk dikampunya yaitu kemampuan bahasa arab, membaca Al Quran dan Ilmu Nahwu dan Shorof. Kemudian ia melanjutkan jalan ayahnya untuk menjadi seorang ulama dan seorang sastrawan.Itulah sepenggal inspirasi yang saya dapatkan ketika sudah membaca buku Ayah karya Irfan Hamka (Anaknya) .Semoga bisa menginspirasi
0 komentar:
Posting Komentar