Oleh : Karwis Fadli
Pernah
gak sih bertanya pada diri sendiri, aku dapat apa ya selama kuliah 6 semester
ini.Tak usah risau lah(sok malay dikit lah). Insya allah dapat kok, ya minimal
10 % lah,,dari materi yang diberikan. Pernah sih sy mencoba untuk mengulang
pelajaran semester sebelumnya, dan,,tet tot..hanya 10% yang sy kuasai, lantas
kenapa gue kuliah ya..?bukanya malah buang buang waktu ya??Enakan kerja, dapat
uang??Sekelebat pertanyaan yang sering menghantui pikiran saya.Tapi sekali lagi
tak usah Risau (Read : Khawatir).Pernah
suatu kali saya baca baca biografi para tokoh, salah satunya Buya Hamka, dulu
saya tak tau siapa itu buya hamka, tapi setelah baca biografi beliau, sungguh
luar biasa, sampai sekarang entah mengapa saya “jatuh cinta” (Read : Tapi tetep cinta nomer 1 Allah dan Rasul-Nya)
pada beliau.
Terkadang ilmu yang kita dapatkan tidak
semakin mendekatkan diri kita kepada Allah SWT, bahkan karna Ilmu itu kita
semakin jauh dari Allah??ada apa gerangan??Jawabanya hanya satu..bahwa ilmu
yang kita dapat tidak dilandaskan untuk mencari Ridho Allah SWT, Orientasi Ilmu
yang kita dapat dibangku kuliah hanya terbatas untuk mencari Nilai, terbatas
mencari Ijazah, hanya sebatas syarat untuk mendapatkan pekerjaan, hanya sebatas
sebagai syarat untuk mendapatkan pendamping hidup serta parahnya ilmu yang kita
kuasai digunakan untuk “membodohi” orang lain. Sehingga berbagai macam cara
kita lakuakan untuk mendapatkan itu bahkan dengan cara yang tidak diridhoi
Allah SWT
Hal inilah yang menyebabkan tidak ada
kebaikan dalam Ilmu yang kita kuasai karna tidak ada keberkahan didalamnya.
Menurut Mas Dwi Budiyanto (Penulis buku best Seller “Propethic Learning”)
diantara keberkahan ilmu yang kita pelajari mampu mendatangkan kebaikan yang
bertambah tambah (Ziyadatul Khoir).
Kebaikan bagi siapa?tentunya kebaikan bagi diri kita sendiri dan kebaikan bagi
orang lain, serta dengan ilmu itu dapat menciptakan ketenangan dan ketentraman
bagi pemiliknya.Inilah dambaan setiap umat muslim yaitu ilmu yang bermanfaat.
Dalam sebuah hadist dikatakan bahwa salah satu amalan yang akan terus mengalir
hingga kita mati adalah Ilmu yang bermanfaat
Keberkahan dalam setiap amal tergantung
kepada ikhlasnya hati. Keberkahan akan berbanding lurus dengan keikhlasan.
Demikian halnya ketika kuliah, ketika kuliah kita ikhlas hanya mengharap ridho
Allah maka keberkahan yang akan ia dapatkan.Para ulama terdahulu memaknai ilmu
adalah cahaya, dan tak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat.
Maka yang perlu kita lakukan saat ini
adalah perbarui niat, untuk apa kita kuliah? Sekedar berbangga banggakah atau
sekedar gengsi, atau….????Meluruskan niat dan memperbaiki orientasi kita kuliah
adalah satu solusinya. Dalam sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairaoh Radhiyallahu anhu Beliau berkata
bahwa Rasulallah SAW bersabda “ Barang siapa yang belajar untuk membanggakan
diri dengan ulama, atau untuk menentang orang-orang jahil, atau untuk menarik
perhatian manusia agar tertuju kepadanya, Allah akan memasukanya kedalam
neraka Jahannam (HR Ibnu Majah)
Dalam sebuah buku yang saya baca, ada
kata kata Adz-Dzahabi yang dikutip dari Abu Anas Majid Al-Bankani dalam bukunya Rihlatul’Ulama Fii Thalabil
Ilmi,.” Sesungguhnya orang orang salaf terdahulu menuntut ilmu karena
Allah.Maka, mereka mulia dan menjadi Imam yang bisa dijadikan panutan”. Ibnu
Qoyyim Al Jauziyah dalam bukunya juga menegaskan “Perbuatan maksiat adalah factor
terbesar yang menghapus berkah usia, rezeki, ilmu dan amal”.Begitu besar efek
yang ditimbulkannya. Betapa sering kita mencontek agar memperoleh nilai
bagus,tetapi apa gunanya itu ketika suatu saat nanti ilmu dan ijazah kita tidak
membawa manfaat apa apa bagi kita.Naudzubillah
min dzalik
Motivasi yang Ikhlas , Belajar dengan Sebaik baiknya serta Pemanfaatan hasil usaha dengan tepat = Keberkahan
Cerdas dengan Menata Diri, Cerdas dengan menata kontribusi, Cerdas dengan berjamaah, Cerdas dengan menjadi guru
0 komentar:
Posting Komentar