Senin, 28 September 2015

Jatuh Cinta

Sore itu nampak cahaya matahari bersinar kekuning kuningan, tanda bahwa sebentar lagi akan tenggelam, cahaya itu begitu indah.Seindah kau disana hehe. Entah mengapa sore ini kuputuskan untuk bermain di taman ini, hanya sendiri saja…ya, hanya sendiri (Suatu saat mungkin tidak :D ). Mungkin hati ini sedang galau, rasa rasanya ingin sendiri saja. Ada semacam gejolak yang luar biasa antara kau dan dia.
Taman urban forest ini sedikit saya tahu karna pada hari penyembelihan hewan quban, kami ( Pengurus sebuah lembaga islam) diajak ke tempat ini oleh adik adik binaan kami di TPA Thoriqul Jannah, Jagalan. Sangat nyaman tempatnya, taman yang didirikan di pinggiran bantaran sungai ini menjadi salah satu pesona yang nampak indah ketika sore hari. Hari itu bener bener saya rasakan hati ini sangat tenang, merenungi akan kekhilafan diri ini yang jauh dari kata “baik”

Sore itu seolah mengapa saya menjadi pujangga sejati, kuambil quran kemudian kubaca dengan penuh penghayatan, disamping saya ditemani oleh tarian rumput dengan irama angin yang membawanya.Terlihat lalu lalang motor yang menghiasi irama ini. Penggembala kambing yang bersantai sambil mengawasi hewan ternaknya mencari makan.Angin semilir tak henti hentinya merasuk didalam relung jiwa. Di Taman itu Nampak sepi, seperti hatiku yang sedang sepi.
Oh Allah hanya kepadaMu aku meminta ampunan. Entah dari mana datangnya , dalam beberapa hari ini rasa rasanya hati ini sedang begejolak. Rasa rasanya ingin selalu bersenandung cinta, yang ada dalam pikiran hanya kamu, kamu dan kamu. Ini yang membuat saya gundah,Apakah ini jatuh cinta? Apakah cinta selalu menyebabkan hal semacam ini? Selalu berangan angan tentang kamu?membuat energy ini hanya terkuras untuk memikirkanmu? Semakin mengingatmu hati ini menjadi kosong saja?
Yaa…Antara kamu dan Dia
Semakin gundah gulana hati ini, setiap bertemu pun pasti hati ini bergejolak, seolah ingin membuat diri menjadi 2 kepribadian, hanya yang baik baik saja yg ditampilkan, padahal banyak sisi negatif yang ada dalam diri. Meskipun masing masing diantara kami memiliki sebuah prinsip yang sama yaitu Ghodul Bashor (Jaga pandangan) dan Gak akan pacaran sampai dihalalkan ( Nikah). Intinya saat itu saya mencintainya dan belum tentu dia mencintaiku. Ini yang saya rasakan entah itu sebuah kekaguman terhadap dirinya, entah ini sebuah loyalitas yang ia tampilkan, entah ini sebuah kepedulian yang ia tonjolkan. Tetapi sisi yang lainya pun saya tidak tahu menahu, ini yang membuat saya jatuh cinta kepadanya, hanya sisi “baik” yang terlihat darinya.
Tapi mencintaimu membuat hati ini menjadi kosong. Apakah cinta semacam  ini yang menjauhkan saya dari ALLAH???

Karena setelah saya sadari ada 2 cinta yang bermain di hati ini, Cinta karena makhluk dan cinta karena Allah.
Ketika kita cinta hanya karena makhluk merugilah kita. Wajar saat seseorang lelaki suka terhadap wanita..bahkan Allah berfirman yang intinya “seolah dijadikan indah pada pandangan seorang lelaki terhadap wanita”. Hanya sebatas “seolah dijadikan indah, belum tentu indah bukan?. Terkadang ketika meilhat lawan jenis seolah olah dia adalah calon istri masa depan, didalam dirinya tersimpan sifat keibuan, Wajahnya menawan, Perangainya memukau..saya katakan “Pretttt”haha. Saya juga lelaki fren, jujur saja ketika kita melihat hal seperti itu “yang pertama bermain adalah NAFSU (dalam komteks cinta karena makhluk). Nafsu  menghalalkan segala cara untuk berbincang ala kadarnya. Mulai dari sekedar Chating yang berlebihan lewat media social, seperti WA, FB, BBM dll. Saya sangat yakin, ketika ada yang semcam itu hati akan menjadi kosong, seberapa banyak waktu yang kita habiskan untuk membaca pesan WhatsApp dibanding membaca Quran minimal 1 juz lah dalam sehari, itupun sering kita melalaikanya (NTMS)
Cinta karena Allah, apapun yang kita rasakan ketika itu kita sandarkan kepada Allah semuanya akan terlihat kecil, Ingat ketika Ali Ra mengatakan” Dunia ini aku taruh ditanganku, bukan dihatiku”. Sebuah makna yang sangat filosofis. Karna yang ia cinta hanya Allah bukan dunia, sehingga hatinya tidak digerakan oleh dunia, tetapi dunia yang digerakan oleh hatinya. Ingat juga kah ketika Rasulallah tidur dirumah beliau hanya beralaskan pelepah kurma, sampai pipi beliau ada bekasnya, padahal beliau adalah pemimpin tertinggi umat islam, sampai sampai Umar bin Khattab mengangis melihat beliau dan berkata” Wahai rasulallah maukah kau kuambilkan kasur” Kemudian Rasulallah menjawab” Apalah dunia itu” . Ingatkah kau akan Umar bin Abdul Aziz sebelum menjadi khalifah, hidup glamour, hidup serba ada tetapi ketika beliau menjadi khalifah ia tinggalkan semua itu bahkan saat beliau memimpin tak ada rakyat yang layak mendapatkan zakat. Subhanallah
Itulah ketika dunia diletakan di tangan bukan di hati, seperti halnya dengan jatuh cinta kepada lawan jenis. Jadikan orang yang kita cintai di dunia hanya sebatas sedikit getaran cinta yang Allah berikan kepada kita. Dan pada saatnya kelak, jadikanlah kita siap untuk menikah bukan sekedar ingin menikah. Karna antara siap dan ingin sangat jauh berbeda. Terima ia apa adanya , meskipun ia bukan orang yg kau cinta saat di dunia, hadirkan Allah dalam cinta kalian maka bisa dipastikan sakinah mawadah wa rohmah akan kalian  dapatkan. Bismillah

Ditulis di Taman Urban Forest 28 Sept pukul 16.18

Wiwit Setiaji

0 komentar:

Posting Komentar