Alhamdulillah segala
puji bagi Allah Rabb Semesta Alam, hanya kepadanya lah kita bergantung, hanya
kepadaNya lah kita memohon Maghfiroh, Rabb yang membolak balikan jiwa manusia.
Sholawat serta salam
semoga tercurah kepada baginda junjungan kita, Nabi Muhammad SAW yang atas
pengorbanan beliau islam dapat kita rasakan hingga saat ini, semoga tercurah
pula kepada keluarga, Sahabat, serta umatnya hingga yaumil qiyamah
Semoga yang sedikit ini
bisa memberikan inspirasi kepada para pembaca,
Pernah suatu kali, saya
update status di salah satu social media.statusny berbunyi begini “Siapa saya
Haha?” Simpel bukan, status itu bukan tanpa sebab saya tuliskan. Setelah hampir
hidup selama 21 tahun, banyak sekali karunia yang Allah berikan kepada saya
“Siapa saya..?” status
yang pernah dibuat seorang teman dekat, sebut saja namanya setiadi, Si setiadi
ini ketika menuliskan status itu, saya katakan”Ib Ib, urip og galau wae”.
Status I mbok sing keren sitik haha”
Entah mengapa saya
kembali berfikir “ Siapa saya ya???” saya renungi kata kata itu dan akhirnya “Jlebbb”
serasa ada yang menusuk hati ini. “Selama ini kamu ngapain wit..?””Kamu itu
siapa””Kenapa begitu sombong””Intropeksi pun ketika ada masalah saja””mana
tujuan yang kamu rencanakan diawal kuliah””Kenapa kamu keluar dari jalan impian
ini””sekali lagi wit, kamu harus tahu siapa dirimu””Kalau kamu hanya hidup
dengan pribadi dan gaya hidup orang lain, maka sesungguhnya wiwit telah mati””Kamu
itu berbeda wit,””Kamu itu berbeda Wit””Maka ingat kembali tujuan kamu disini””Jika
kau ingin sukses, maka kenali siapa dirimu”
Sekelibat pertnyaan hati berbicara
kepada saya, sungguh merugi kalau saya terus terusan begini, pikir saya dalam
hati.
Ketika ditanya siapa saya, saya katakana
bahwa”Saya bukan orang baik, tapi ingin menjadi orang yang baik”
“Saya bukan orang kaya, karna hidup pun
masih bergantung pada orang tua”
“Saya hanya manusia biasa, Prestasi pas
pasan, tampang pun pas pas an, tapi saya ingin menjadi orang yang bisa
memberikan manfaat kepada orang lain”
“Saya seorang pendosa, bahkan ketika
disandingkan kepada wanita untuk dijadikan istri pun, saya masih jauh dari kata”Pantas”,
tapi setidaknya saya berusaha untuk bisa mereduksi dosa dosa ”
Sekali lagi saya katakan bahwa
“ Saya bukan orang yang terkenal di
dunia, tapi saya berusaha untuk menjadi orang yang terkenal di akhirat”
Saya bukan orang yang selalu istiqomah
dalam kebaikan, tapi saya berusaha untuk bisa istiqomah”
Sekali Lagi saya katakan , Siapa saya??
“Saya hanya anak miskin , yang tidak
ingin miskin hati”
“Skill pun terbatas, hanya bisa menjadi
eksekutor bukan konseptor tetapi yang saya ingin kan hanya meraih ridho Allah
dengan apa yang saya upayakan”
Allah lebih mengenal saya
dibanding yang lain, tapi saya tidak terlalu mengenal Allah, Sungguh merugilah
saya sebagai seorang manusia. Astagfirullah
Maka ikhwah sekalian
hisablah diri kalian sebelum hisab allah berlaku untuk kalian, sungguh
merugilah orang yang sudah datang penyeru kebaikan baginya tetapi ia tidak segera memenuhi panggilan itu dengan suka cita.
Risalah Allah sudah disampaikan kepada sekalian manusia di bumi ini,maka
penuhilah seruan itu.
Dan terakhir saya katakan
ketika ditanya siapa saya ???
Saya seorang hamba
Allah, yang berusaha semaksimal mungkin untuk mengikuti batasan batasan yang
telah Allah tetapkan, berusaha semaksimal mungkin memenuhi panggilan Allah
dengan suka cita. Tetapi apa daya saya
seorang manusia yang masih membutuhkan ridho Allah,maka saya pun membutuhkan
seorang teman yang bisa membantu saya untuk menjadi manusia selayaknya manusia
taqwa.Allahu yubarik lakum
Bahkan yang terlihat
kuat pun harus ada yang menguatkan
Bahkan yang terlihat bersemangat
pun, harus ada yang terus menyemangati
Bahkan yang terlihat
paham pun, harus terus dipahamkan
Saya hanya bisa
berharap ada teman selayaknya Nabi Harun dan Nabi Musa, Saya hanya bisa
berharap ada istri layaknya khadijah dan Rasulallah, Saya hanya bisa berharap
ada Orang tua seperti Lukman kepada anaknya, Saya hanya bisa berharap bisa
menjadi orang tua layaknya Nabi Ibrahim kepada Anaknya Ismail. Tapi saya baru
sadar, saya sedang menulis di Negeri Mimpi
:D Insya Allah Harapan itu masih ada
Ditulis di Perpus NH UNS 28 Sept 2015 pukul
10.32
Wiwit Setiaji, (
Alfaqiir Ilallah)
0 komentar:
Posting Komentar